Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 07 Desember 2011

ASKEP HERNIA


BAB I
    PENDAHULUAN
1.      Latar belakang

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik bawaan maupun didapat. Hernia tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial, banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter; adapula sebahagian masyarakat yang merasa malu bila penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia inguinalis

2.      Rumusan masalah
Anak Y usia 5 thn duduk dibangku TK. Dirawat pasca op perbaikan hernia inguinalis. Luka op tampak tidak ada perdarahan. An y sudah 3 hari tidak mandi. 2 hari lagi direncanakan untuk pulang. Keluarga tidak tahu cara perawatan anaknya.
1.      Definisi, etiologi, manifestasi klinis, tanda dan gejala
2.      Patofisiologi
3.      Komplikasi
4.      Penatalaksanaan dan Penkes
5.      Asuhan keperawatan

3.      Tujuan
a.       Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak II
b.      Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai penyakit hernia
c.       Untuk mengetahui penatalaksanaannya dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan untuk pasien yang menderita penyakit hernia pada anak



























BAB II

     PEMBAHASAN
1.      DEFINISI
Hernia, atau sering kita kenal dengan istilah “turun bero”, merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia adalah perpindahan isi suatu ruangan ke ruangan lain melewati dinding pemisah. “Biasanya dari ruangan yang tekanannya tinggi ke ruangan yang tekanannya rendah.” (Dr.dr.H. Muljono Wirjodiarjo, SpA(K).
Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000). Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.
2.      ETIOLOGI
PENYEBAB TERJADINYA HERNIA
1.      Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.
2.       Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3.      Kongenital
a. Hernia kongenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat - tempat tertentu.

b. Hernia kongenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat- tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 - 1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).

4.      Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a.       Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang    
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b.      Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia
karena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban
kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c.       Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d.      Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e.       Sikatrik.
f.       Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g.      Merokok
h.      Diabetes mellitus





BAGIAN DAN JENIS HERNIA
Bagian -bagian hernia :
1.      Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2.      Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum)
3.   Pintu hernia    
      Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
4.   Leher hernia   
      Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
5.   Locus minoris resistence (LMR)
Jenis hernia :
1. Menurut lokasinya :
a.       Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut
b.      Hernia umbilikus adalah di pusat.
c.       Hernia femoralis adalah di paha.

2. Menurut isinya :
                        a.   Hernia usus halus
                        b.   Hernia omentum

3. Menurut penyebabnya :
           a.   Hernia kongenital atau bawaan
           b.   Hernia traumatic
           c.   Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.

4. Menurut terlihat dan tidaknya :
                      a.   Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.
                      b.   Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, herni                                 obturaforia.

5. Menurut keadaannya :
a.       Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel.
b.      Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.

6.    Menurut nama penemunya :
a.    Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b.    Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagian lateral.
c.    Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus  yang terjepit.

      7.   Menurut sifatnya :
a.    Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b.    Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.

            8. Jenis hernia lainnya :
a.    Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.
b.     Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap.
c.    Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli.

3.     
Kelemahan otot dinding abdomen
-obesitas
-Trauma
-Kehamilan
-Kelainan KOngenitalàkelemahan pada dinding abdomen sejak perkembangan janin
 
Tekanan Intra Abdomen
-Batuk
-Bersin-bersin
-Mengejan
-Mengangkat benda berat
 
































































Def. Sel Care
 
 






























4.      KOMPLIKASI
                Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Ø  Isi hernia dapat tertahan dalam kantung hernia pada hernia reponible; ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdapat isi omentum, organ ekstraperitoneal (hernia akreta).
Ø  Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedema organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantung hernia. Timbulnya oedema menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi  nekrosis dan kantung hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
Ø  Retrograde inkarserata (jarang)

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
            Tanda klinis dan pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia.pada inspeksi saat pasien mengedan,dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang bejalan dari lateral atas ke medial bawah.kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari 2 lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera,tetapi umumnya tanda ini sukar di tentukan.
Kalau kantung hernia berisi organ, tergantung pada isinya; pada palpasi mungkin teraba usus,omentum, atau ovarium. Pada anak, dengan jari telunjuk atau jari kelingking, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit scrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.Dalam hal mereposisi, pada waktu jari masih berada di annulus eksternus, pasien diminta mengedan.kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis,dan  kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya,berarti hernia inguinalis medialis
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.       Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
2.   Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
7. PENATALAKSANAAN
      1.       Konservatif
a.       Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b.      Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
c.       Celana penyangga
d.      Istirahat baring
e.       Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
f.       Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.



2.       Pembedahan (Operatif) :
a.       Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
b.      Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
c.       Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.
            Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi. Satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional adalah pengobatan secara operatif. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
JENIS BEDAH YANG BISA DILAKUKAN, ADALAH:
Pembedahan (Operatif)

1.    Hernioplasti

Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.dikenal berbagai metode hernioplastik, seperti memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan muskulus transversus internus abdominis dan muskulus oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini,atau menjahitkan fasia transversa,muskulus trasnversus abdominis, muskulus oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode Mc Vay. Bisa juga dilengkapi dengan syntetic mesh yaitu berupa tambalan berupa jaring-jaring sintetis yang berfungsi menguatkan regio inguinal; Beberapa tehnik yang populer diantaranya
(1)   Lichtenstein (mesh yang datar diletakkan di ventral defek)
(2)   Kugel (mesh diletakkan di dorsal defek)
(3)   Plug and Patch (mesh diletakkan di dorsal defek dan ditutup dengan tambalan type Lichtenstein)
(4)   Prolene Hernia System ( 2 lapis mesh diletakkan di ventral dan dorsal defek)
            Pada hernia congenital pada bayi dan anak-anak yang menjadi faktor penyebabnya adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena annulus inguinalis internus cukup elastis dan dinding belakang cukup kuat.
            Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap. Mengingat kejadian hernia bilateral  cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi  kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Hernia bilateral pada orang dewasa, dianjurkan melakukan  operasi dalam satu tahap, kecuali jika ada kontraindikasi.
            Yang penting diperhatikan  dalam tindakan operatif ialah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan.

2.    Herniotomi

Operasi dengan cara ini dilakukan dengan pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.kantung hernia di jahit-ikat setinggi mungkin lalu di potong.
Ø  ligasi tinggi simple (marcy repair)
Ø  bassini repair (tension repair) tehnik operasi hernia dengan menjahit saccus hernia kebelakang tanpa dilengkapi dengan alat bantu untuk menguatkan hernia tersebut agar tidak mengalami protrusi kembali. Meskipun tehnik Bassini ini tidak lagi menjadi standar terapi dikarenakan angka kekambuhan hernia yang tinggi, waktu penyembuhan yang lama, dan nyeri pasca operasi, namun tehnik ini terkadang masih digunakan hingga saat ini
Ø  halsted repair
Ø  shouldice repair
Ø  cooperligament lotheissen mcvay repair
Ø  prepertoneal approach

B. Laparoscopic hernia repair
Beberapa tahun belakangan ini, seperti halnya bidang lain dalam ilmu bedah, tehnik operasi hernia inguinalis dengan laparoskopi telah muncul sebagai pilihan. Tehnik “lap” ini merupakan “tension free” dengan mesh diletakkan dalam ruang preperitoneal di  dorsal defek. Sebuah institusi pemerintahan di Inggris, NICE melakukan perbandingan data antara laparoskopi dengan open surgey dan mendapatkan hasil bahwa tehnik laparoskopi menunjukkan masa penyembuhan yang lebih cepat, rasa sakit yang lebih ringan di hari-hari pertama pasca operasi, resiko infeksi luka yang lebih kecil, perdarahan minimal dan pembengkakan (seroma) yang lebih ringan pasca operasi, angka pasien yang menderita nyeri kronik lebih sedikit (nyeri kronik ini dapat berlangsung selama setahun dan 1 dalam 30 pasien dapat menjadi parah sekali). Baru-baru ini studi skala besar di Amerika menunjukkan angka kejadian kekambuhan dalam 2 tahun pasca laparoskopi 10% dibandingkan dengan open surgery yang hanya 4%.
Manajemen bedah
  1. Perawatan pre operasi
Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari pembedahan.
Tahapan-tahapan persiapan dalam Operasi hernia inguinalis




On the day of your operation, you will be asked to put on a surgical gown.
Pada hari dilaksanakannya operasi, anda akan diinstruksikan untuk mengenakan gaun operasi.




You may receive a sedative by mouth and
Anda akan menerima obat golongan sedative




an intravenous line may be put in.
.


Pemasangan infus





You will then be transferred to the operating table.
 Transportasi pasien ke meja operasi

In the operating room, a nurse will begin preparation by clipping or shaving your groin.
  
Di ruang operasi, perawat akan melakukan persiapan dengan mencukur rambut di daerah inguinal.



The surgeon will then apply antiseptic solution to the skin over the hernia,

Dokter ahli bedah akan melakukan tindakan antiseptic di kulit yang menjadi lapangan operasi dan sekitarnya

place a sterile drape around the operative site and
Penempatan duk steril di sekitar lapangan operasi

will inject a local anesthetic. Usually, the surgeon will inject more than one spot - to make sure that the entire area is thoroughly numb.
Injeksi anestesi lokal. Injeksi dilakukan di lebih dari 1 titik untuk memastikan bahwa seluruh area operasi mati rasa.

Or in the case of a spinal, the anesthetic will be injected into the small of your back. After allowing a few minutes for the anesthetic to take effect,
Alternatif lain adalah spinal anestesi


 After allowing a few minutes for the anesthetic to take effect, the surgeon will make a shallow incision 3-5 inches in length, directly over the hernia.
Setelah obat anestesi bekerja, dokter ahli bedah akan membuat sayatan sepanjang 3-5 inchi diatas hernia

The next incision dissects through the inguinal canal itself and reveals the hernia sack, which is simply the peritoneum that lines the inside of the abdomen.
Sayatan selanjutnya melalui canalis inguinalis sehingga nampak saccus hernia yang merupakan peritoneum

The surgeon gently pushes the contents of the sack back into the abdomen.




Dokter ahli bedah menekan secara halus isi saccus hernia kembali ke abdomen

Next, the opening at the neck of the peritoneum is tied and the hernia sac is removed.


Selanjutnya, bagian yang terbuka pada leher peritoneum diikat dan saccus hernia diangkat

The inguinal canal itself is closed with sutures. These dissolve over time and do not need to be removed. Any defect or weakness in the muscle tissue needs to be repaired in order to reduce the risk of reoccurrence.
Canalis inguinalis ditutup dengan dengan jahitan. Seiring dengan berjalannya waktu.jahitan ini akan menyatu dengan organ. Defek atau kelemahan pada jaringan otot perlu diperbaiki untuk mencegah resiko kekambuhan hernia.

Occasionally, the surgeon will use a mesh patch to help reinforce this area
Pada umumnya, dokter ahli bedah akan menggunakan mesh (jarring-jaring sintetik) untuk membantu menguatkan area bekas tempat hernia

Then the muscle layers and other tissues are sewn together and the skin is closed with sutures or staples.
Kemudian lapisan otot dan jaringan lainnya dijahit bersama dan kulit ditutup dengan jahitan atau staples

Finally, a sterile dressing is applied
Terakhir, bekas luka yang telah dijahit ditutup dengan perban steril

2. PERAWATAN POST OPERASI
a.       Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.
b.      Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan nyeri.
c.       Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan resiko komplikasi post operasi.
d.      Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
e.       Monitoring intake dan output.
f.       Palpasi abdomen dengan hati-hati.
g.      Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan fungsi perkemihan.
h.      Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.
i.        Pemakaian celana suppensoar.

3.       Discharge Planning :
a.       Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.
b.      Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan kalau perlu.
c.       Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat.

PENYULUHAN PASIEN
KELUARGA DAN PERENCANAAN PEMULANGAN
Berikan informasi verbal dan tertulis kepada keluarga pasien tentang hal berikut : 1. Perawatan insisi dan teknik penggantian balutan, jika tepat.
Beritahu pasien tanda infeksi pada insisi, yang memerlukan intervensi medis : demam, kemerahan menetap, bengkak, hangat lokal, nyeri tekan, drainage purulen, bau busuk.
2. Gejala kekambuhan hernia dan komplikasi pasca bedah
3. Pembatasan aktivitas pascabedah sesuai petunjuk : biasanya mengangkat benda yang berat dan mengejan dikontraindikasikan selama kira-kira 6 minggu. Antisipasi kembali aktifitas bermain dalam 2 minggu.
4. Pentingnya mekanika tubuh yang tepat untuk mencegah kekambuhan, khusunya jika bila dan bergerak.
5. Mencegah konstipasi dan mengejan saat defekasi (mis., dengan makan diet tinggi residu (buah-buahan, sayuran, banyak cairan, roti gandum), hindari sereal sangat halus dan pasta (mis., nasi putih, roti putih, mie dan es krim).
6. Pengunaan laksatif jika diperlukan.
 7. Obat-obatan meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, interaksi obat/obat dan makanan/obat, dan potensial efek samping.



ASUHAN KEPERAWATAN
A)        Pengkajian
Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi :
o Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
o Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya hubungan dengan orang tua, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
o Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).
o Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
o Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkatan risiko infeksi sistemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse Authorized darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.

o Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
ANALISIS DATA
DATA FOKUS
MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif:
·         Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
·         Ibu klien mengatakan anak takut bergerak karena takut sakit pada daerah  operasi
Data Objektif:
·         Klien tampak meringis dan gelisah
·         Klien mengatakan nyeri skala 3 dengan menunjuk  gambar orang menangis ( skala 1-5)
·         Klien tidak mau bergerak walau hanya sedikit
Gangguan Rasa Nyaman (nyeri)
Data Subjektif:
·         Ibu klien mengatakan anak sering terbangun pada malam hari karena mengeluh sakit pada daerah operasi
Data Objektif:
·         Klien tampak lemas, tidak bersemangat
·         Mata klien tampak sayu
Gangguan Pola Tidur
Data Subjektif:
·         Ibu klien mengatakan anak belum bisa duduk ataupun berjalan dari tempat tidur
Data Objektif:
·          Klien masih terbaring lemah di tempat tidur
·         Klien tidak mampu duduk ataupun berjalan
Intoleransi aktivitas
Data Subjektif:
·         Ibu klien mengatakan anak tidak mandi sejak 3 hari yang lalu
·         Ibu klien mengatakan anak tidak mampu mandi sendiri setelah operasi
Data Objektif:
·         Klien tampak kotor dan kusam
·         Klien tidak ganti pakaiannya
Defisit Perawatan Diri
Data Subjektif:
·         Ibu klien mengatakan tidak tau cara merawat anaknya saat di rumah nanti
Data Objektif:
·         Ibu klien menanyakan cara perawatan anaknya yang baik dan benar 
Kurang Pengetahuan

RENCANA KEPERAWATAN
PERAWATAN PASCA OPERASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN& KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
DX.1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang dalam 2x24 jam
Kriteria Hasil : - klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang skala 1-2
- tanda-tanda vital normal ( 110/80 – 120/80 mmHg)
- pasien tampak tenang dan rileks
- pasien mampu menggerakkan badannya dan tidak takut sakit  
1.pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri
2.Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
3.Atur posisi pasien senyaman mungkin
4.Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
5.Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
1.Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
2.istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri
3.posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri
4.relaksasi mengurangi ketegangan dan
membuat perasaan lebih nyaman
5.analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
DX.2 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post
operasi.
Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyaman
Kriteria hasil :
-pasien mengungkapkan kemampuan
untuk tidur.
- pasien tidak merasa lelah ketika bangun
tidur
- kualitas dan kuantitas tidur normal
1.Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur sejenak, anjurkan latihan pada siang hari, turunkan aktivitas mental / fisik pada sore hari.
2. Evaluasi tingkat stres / orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.
3. Lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur.Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.
4. Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
5. Putarkan musik yang lembut atau suara yang jernih
1.Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat
mengakibatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur
2. Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas
3. Pengatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan.
4. Meningkatkan relaksasi dengan perasan mengantuk
5. Menurunkan stimulasi sensori dengan menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar yang akan menghambat tidur nyeyak
.

DX.3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total.
Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
- pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa
dibantu.
- Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
1.Rencanakan periode istirahat yang cukup.
2.Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
3. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
4. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.

1.mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secarA optimal.
2.tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
3.mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali
4.menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
DX. 4 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan: - Klien dapat meningkatkan perawatan diri
Kriteria Hasil:
-          Klien dapat mandi sendiri
-          Klien bersih dan tidak tampak kotor

1.      Ajarkan anak cara mandi yang benar dengan tetap menjaga kondisi luka operasi tetap kering
2.      Rapihkan rambut anak
3.      Berikan perawatan mulut
4.      Ganti pakaian anak sehabis mandi
5.      Bersihkan sisi operasi sesuai metode yang di tentukan
6.      Libatkan anak dan ibu klien setiap tindakan
1.      Memandirikan anak agar dapat mandi sendiri sesuai kemampuannya
2.      Menjaga kerapihan rambut anak
3.      Untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan mulut
4.      Menjaga kebersihan tubuh dari bakteri yang ada di kulit
5.      Untuk meminimalkan resiko infeksi
6.      Mengajarkan anak dan ibunya agar dapat  melakukan sendiri saat di rumah
DX. 5 Kurang pengetahuan ( perawatan anak pasca operasi) berhubungan dengan tindakan pasca operasi
Tujuan : Ibu klien mengetahui cara perawatan anak pasca operasi
Kriteria Hasil:
-          Keluarga mampu merawat luka operasi anak
-          Keluarga menunjukkan pemahaman instruksi
-          Keluarga mampu menjaga kebersihan anak
-          Keluarga mampu mendemonstrasikan
1.      Ajarkan orang tua tentang prosedur steril atau aseptic
2.      Berikan daftar tertulis tentang alat yang dibutuhkan dan instruksi untuk rujukan di rumah
3.      Instruksikan orangtua tentang pemberian obat ( bila di instruksikan ), termasuk kemungkinan   efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
4.      Instruksikan orang tua dalam perawatan luka insisi operasi
1.      Mengajarkan keluarga mencegah terjadinya infeksi
2.      Persiapan hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya infeksi
3.      Mengatur jadwal pemberian obat secara teratur sesuai instruksi
4.      Mempercepat penyembuhan luka dengan  perawatan luka yang benar



Adapun Diagnosa Perawatan Praoperasi yaitu:
1.      Cemas atau takut berhubungan dengan perpisahan dari system pendukung, lingkungan yang tidak di kenal,kurang pengetahuan
2.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan prosedur pembedahan
3.      Resiko tinggi cidera berhubungan dengan prosedur, anastesi
























                                                            BAB III

                                                          PENUTUP

1.      KESIMPULAN
      Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000). Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.
Jenis bedah yang dilakukan :
Pembedahan (Operatif)
a.      Hernioplasti
b.      Herniotomi

 













                                                DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3.EGC, Jakarta.
Sabiston. Buku ajar bedah (Essentials of surgry. Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. 1994.
Schwartz. et al. intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.Ed. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC, 2000.
Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah.edisi revisi. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC, 1997.
Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan ediatrik Ed.4. Jakarta: EGC. 2003
www.medicastore. Com
www.pubmed. Com